Melalui Seminar Internasional 4th ASIC Politala Bersama Pemerintah Daerah Bangun Pendidikan Vokasi bagi Kemajuan Negeri
Politala – Politeknik Negeri Tanah Laut sebagai satu-satunya Perguruan Tinggi di Kabupaten Tanah Laut sadar akan pentingnya dunia pendidikan bagi masyarakat khususnya di daerah. Maka dari itu diselenggarakanlah Seminar Internasional ke-4 atau 4th ASIC (Academic Seminar & International Conference) yang diselenggarakan secara hybrid di Aula Gedung Kuliah terpadu Politala dan via zoom serta siaran langsung melalui laman Youtube Politala, Kamis (18/8).
Seminar Internasional ini dihadiri, tidak saja dari Politeknik, juga dari Instansi Pemerintah Provinsi dan 13 Kabupaten di Kalimantan Selatan. Kehadiran Direktur Politala Dr, Mufrida Zein, S.AG., M.Pd, Dewan Penyantun Politala, Bapak Drs. H. Adriansyah dan Dr. Sihabuddin Chalid, M.M.Pd, seluruh Wakil Direktur Politala, sangat memberikan semangat peserta pada seminar ini.
Serta diikuti secara online oleh perwakilan dari beberapa Politeknik di Indonesia sebagai co-host diantaranya, Politeknik Negeri Madura, Politeknik Negeri Samarinda, Politeknik Negeri Pontianak (Polnep), Politeknik Negeri Sambas (Poltesa), Politeknik Negeri Ketapang (Politap), Politeknik Negeri Balikpapan (Poltekba), Politeknik Pertanian Negeri Samarinda (Politani), Politeknik Negeri Malang (Polinema),Politeknik Negeri Banyuwangi (Poliwangi), Politeknik Negeri Banjarmasin, Politeknik Batulicin, Politeknik Negeri Fak Fak, Politeknik Kotabaru, Politeknik Hasnur, Politeknik Negeri Medan, Politeknik Negeri Nunukan dan Politeknik Negeri Bengkalis, secara keseluruhan peserta hadir melalui daring sebanyak 347, sedangkan yang hadir melalui offline berjumlah 190.
Seminar Internasional kali ini mengambil topik “To find a legal of the government system and vocational models towards improving the walfare of global citizen”. Dengan keynote speaker utama Kepala Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Kalimantan Selatan Rudy M. Harahap A.k., M.M., P.hD., CGCAE., CRGP. Selanajutnya dari Forum Silaturahmi Doktor Indonesia (Forsiladi) Dr. Reza Adhi Fajar, ST., MT , University of Miamy USA Prof. Mahbub Bhuyan, PhD dan Professor and Head Academic Outreach in National Textile University Faisalabad Pakistan Prof. Dr. Muhammad Yaseen.
Sebelum membuka kegiatan seminar, Direktur Politala menandatangani nota kesepahaman (MoU) bersama Ketua Forum Silaturahmi Doktor Indonesia (Forsiladi) Kalimantan Selatan Dr. H. Jarkawi, M.M.Pd sekaligus launching product Mobile Application of E-Commerce yaitu One Go.
Dilanjutkan dengan sambutan oleh Direktur Politala Mufrida Zein. Direktur dalam sambutannya sangat mengapresisasi atas dukungan dari pemerintah daerah Kabupaten dan Provinsi Kalimantan Selatan serta seluruh pihak yang telah mensukseskan seminar internasional ke-4 di Politala.
“Saya berharap kita semua mendapat manfaat dari seminar ini dan melalui seminar ini akan membawa kesuksesan bagi semua. Serta saya berharap dapat belajar dari hasil seminar kali ini,” tutur Direktur.
Sebelum dimulai pada sesi materi, di tampilkan terlebih dahulu tari kuda gepang, kesenian tradisional Kalimantan Selatan dengan musik gamelan, yang dimainkan para mahasiswa Politala. Turut memberikan sambutan adalah Consellor Education Malaysia Indonesia Embassy of Malaysia di Jakarta Mohd Mubarak Shamsuddin. Melalui Zoom Mohd Mubarak menjelaskan suatu program yang dinamakan TVET atau Technical And Vocational Education And Training.
Dijelaskan lebih lanjut tentang TVET adalah strategi pembelajaran yang dikembangkan dengan memperhatikan sasaran yang tepat, tujuan yang jelas, kompetensi dan indikator kinerja yang jelas. Tujuannya agar terbentuknya kevokasian atau kapasitas kerja seseorang yang dibutuhkan oleh dunia kerja dan masyarakat.
Materi pertama yang disampaikan oleh Rudy M. Harahap lebih menyoroti tentang model penilaian pelaporan pemerintah daerah dan pemerintah pusat, dimana masih banyak ditemukan ketidaksamaan model pelaporan dari pemerintah daerah dengan pemerintah pusat. Sehingga diperlukan suatu model agar tata kelola pelaporan pemerintah daerah dapat seimbang dan diakui.
Sementara pada materi kedua oleh Reza Adhi Fajar, sama seperti yang telah disampaikan oleh Kedutaan Malaysia Mohd Mubarak Shamsuddin yaitu tentang TVET (Technical And Vocational Education And Training). Dijelaskan lebih lanjut bahwa tantangan TVET di Indonesia berkaitan dengan dunia industri dimana pendidikan vokasi sangat perlu lebih diperkuat, sehingga perlu peningkatan kualitas pendidikan tinggi vokasi untuk meminimalisir kesenjangan.
Materi selanjutnya oleh Mahbub Bhuyan yang menerangkan lebih kepada perlunya penyelerasan kurikulum pendidikan di Indonesia dengan dunia kerja. Sehingga diperlukannya dukungan dari Pemerintah Pusat, Provinsi hingga Pemerintah daerah dalam peSlaksanaan serta pemantauan program TVET di Indonesia. Dengan harapan dapat mendorong pembangunan Indonesia khususnya di bidang pendidikan kejuruan untuk mencapai pembangunan yang berkelanjutan.
Sedangkan pada materi terakhir oleh Muhammad Yaseen menjelaskan tentang dampak era industri 4.0 terhadap pendidikan. Dimana pelaksana pendidikan dapat menciptakan pola pembelajaran yang adaktif kepada siswa agar menghasilkan lulusan yang dapat bersaing di dunia kerja. Para siswa juga dituntut mengembangkan skill komunikasi, pemikiran yang kritis agar menjadi imajinatif, kreatif, mudah beradaptasi dan fleksibel terhadap teknologi dunia industri saat ini. Hms_Politala